Monday, July 9, 2018



"PENGARUH EKSTRAK TANAMAN TERHADAP PENYAKIT ASAM URAT"



Asam urat sering dialami masyarakat saat ini, dan banyak diderita oleh kelompok usia produktif yaitu usia 30-50 tahun, hal ini dapat menurunkan produktivitas kerja. Pada kondisi patofisiologis terjadi peningkatan kadar asma urat dalam darah melewati batas normal yang disebut hiperurisemia. Pada hiperurisimia terjadi akumulasi kristal asam urat pada persendian sehingga menimbulkan rasa sakit atau nyeri yang dikenal dengan istilah penyakit gout.




Asam urat merupakan produk akhir yang terbentuk dari senyawa purin (adenine, guanine), dihasilkan dalam jaringan yang mengandung enzim xantin oksidase terutama di hati dan usus halus. Dalam keadaan normal, asam urat dapat dikeluarkan melalui ginjal. Tetapi apabila sintesis asam urat terlalu banyak atau ekskresinya melalui ginjal terlalu sedikit, maka kadar nya dalam darah akan meningkat, kristal-kristal urat yang sukar larut dala semua cairan tubuh, mengendap di sendi-sendi dan jaringan dan menimbulkan peradangan. Endapan kristal urat juga dapat terjadi pada ginjl dan lambat laun akan merusak organ tersebut. Nilai normal asam urat 2,4-5,7 mg/dL pada wanita dan 3,5-7,0 mg/dL pada pria


Kadar asam urat yang tinggi seperti pada penderita hiperurisemia dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel seperti hepar dan ginjal akibat reaksi berantai peroksidase lipid. Makanan yang mengandung purin tinggi, akan mengaktivasi enzim xanthine normal. Asam urat merupakan senyawa kima hasil akhir dari metabolisme asam nukleat atau metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penyelidikan bahwa 90% dari asam urat merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guananse dan xanthine oksidase
Berikut ini beberapa tanaman yang dapat mengatasi penyakit asam urat, diantaranya:


1.  Daun teh hijau

Daun teh hijau mengandung gugus  flavanoid dari polifenol. Salah satu senyawa aktif teh hijau adalah catechin. Senyawa ini bersifat sebagai antioksidan. Fungsi antioksidan adalah sebagai peredam yang dapat menetralisir radikal bebas yang masuk dalam tubuh serta menghentikan reaksi berantai peroksidasi dari lipid.
Selain itu teh hijau juga dapat berfungsi sebagai antiinflamasi (Wolfram, 2007 dalam Hamzah, 2014). Diharapkan dengan pemberian catechin dari ekstrak teh hijau dapat menurunkan kadar asam urat, CRP dan MDA plasma.

2.  Herba seledri (Apium graveolens L.)


Seledri (Apium graveolens L) merupakan tanaman suku Umbeliferae yang mempunyai khasiat sebagai obat. Komponen metabolit sekunder yang berhasil diisolasi dari seledri di antaranya apiin, apigenin. Herba seledri sering digunakan sebagai obat peluruh keringat, penurun demam, rematik, sukar tidur, darah tinggi, asam urat, dan memperbaiki fungsi darah yang terganggu, selain itu juga dapat berfungsi sebagai antiinflamasi (Fazal, 2012 dalam Juwita, 2014). Apigenin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam seledri dan dapat digunakan sebagai obat asam urat (Duke, 2001 dalam Juwita, 2014).

3. Rambut jagung (Zea mays L.)




Menurut ahli tanaman obat Dr.Setiawan Dalimartha sebagian besar masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan air rebusan rambut jagung sebagai obat tradisional penurun kadar asam urat darah. Penggunaan rambut jagung di Indonesia juga bermanfaat dalam pengobatan berbagai penyakit seperti hipertensi, batu ginjal, radang ginjal, diabetes mellitus, hepatitis, infeksi saluran kemih, dan batu kandung empedu (Nursewian, 2012 dalam Hamzah, 2014).
Selain rambut jagung, tanaman lain yang digunakan sebagai mengatasi asam urat secara tradisional adalah mahkota dewa, seledri, salam, sidaguri, dan lain-lain

Ekstak etanol rambut jagung terbukti positif mengandung flavonoid, alkaloid, fenol, steroid, glikosida, karbohidrat dan tanin yang secara tradisional juga digunakan sebagai terapi diuretik, pengobatan sistitis, urikosurik, gout, batu ginjal, nefritis dan prostat (Bhaigyabati et al., 2011 dalam Hamzah, 2014).
Herbal rambut jagung pada gout berkhasiat sebagai antiradang, menghilangkan nyeri, meningkatkan kinerja ginjal dalam pembuangan asam urat, peluruh kemih, dan mencegah terjadinya komplikasi pada ginjal dan organ tubuh lainnya (Wijayakusuma H, 2011 dalam Hamzah, 2014).



Referensi


Hamzah Lovira, Helmi Arifin, Asram Ahmadi. 2014. Pengaruh Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea Mays L.) Terhadap Kadar Asam Urat Darah Mencit Putih Jantan Hiperurisemia. Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis Padang. Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014. (Online). (http://semnasffua.com/pub/2014/PROSIDING%202014_p282-293.pdf). (Diakses tanggal 7 Desember 2017)

Juwita Dian Ayu, Popy Handayani. 2014. Pegaruh Fraksi Air herba Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Kadar Asam Urat Mencit Putih Jantan Hiperurisemia. Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis Padang. Prosiding Seminar Nasionla dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasu dan Klinik IV” tahun 2014. (Online). (http://etheses.uin-malang.ac.id/4471/1/03520066.pdf). (Diakses tanggal 7 Desember 2017)

Pribadi Fajar Wahyu, Dwi Arini Ernawati. 2010. Efek Catechin Terhadap Kadar Asam Urat, C-Reactive Protein (CRP) dan Malondialdehid Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Hiperurisemia. Mandala Of Health. Volume 4, Nomor 1

No comments:

Post a Comment