Friday, July 20, 2018


Potensi Biji Buah Kalangkala
Endemik Kalimantan



Kalangkala (Litsea angulata) merupakan salah satu spesies dari Genus Litsea yang termasuk ke dalam family Lauraceae. Kalangkala dapat hidup di daerah tropis dan subtropics.

Kalangkala memang buah hutan yang kerap menjadi santapan burung enggang, monyet, musang dan lainnya, namun oleh masyarakat Kalimantan dijadikan sayur yang disajikan bersama nasi. Sebagai hidangan pelengkap, kalangkala tentu memiliki cita rasa tersendiri bagi penikmatnya.

Cara mengolahnya sangat mudah. Kalangkala dicuci hingga bersih. Kemudian cukup merendamnya dengan air hangat (80 derajat celcius) dan taburi sedikit garam. Rendam minimal selama satu jam sebelum dihidangkan. Warna daging yang tadinya hijau akan berubah merah muda saat matang. Dengan demikian kalangkala sudah bisa dinikmati.

Buah khas Kalimantan ini, ternyata memiliki khasiat yang belum banyak diketahui oleh khalayak umum.



Pertama, sebagian masyarakat Kalimantan menggunakan biji buah kalangkala secara tradisional sebagai obat bisul.










Bisul terjadi akibat adanya aktivitas bakteri. Sebagaimana disebutkan dalam penelitian Mustikasari dan Aryiani (2010), dalam ekstrak biji buah kalangkala mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid dan tanin. Senyawa alkaloid ternyata aktif sebagai antibakteri, sehingga efektif untuk menyembuhkan penyakit bisul.

Kedua, senyawa alkaloid dan tanin pada biji buah kalangkala juga dapat berperan sebagai agen antifertilitas, khususnya sebagai spermisida.
Senyawa aktif biji buah kalangkala menimbulkan pengaruh yang berarti dalam menurunkan kualitas spermatozoa, terutama untuk parameter motilitas dan kecepatan gerak spermatozoa.


Dengan demikian diharapkan biji buah kalangkala dapat menjadi salah satu alternative bahan baku kontrasepsi yang sehingga aman bagi kesehatan




No comments:

Post a Comment