Potensi Biji Buah Kalangkala
Endemik Kalimantan
Kalangkala (Litsea angulata) merupakan salah satu
spesies dari Genus Litsea yang termasuk ke dalam family Lauraceae. Kalangkala
dapat hidup di daerah tropis dan subtropics.
Kalangkala memang buah hutan yang
kerap menjadi santapan burung enggang, monyet, musang dan lainnya, namun oleh
masyarakat Kalimantan dijadikan sayur yang disajikan bersama nasi. Sebagai
hidangan pelengkap, kalangkala
tentu memiliki cita rasa tersendiri bagi penikmatnya.
Cara
mengolahnya sangat mudah. Kalangkala dicuci hingga bersih. Kemudian cukup
merendamnya dengan air hangat (80 derajat celcius) dan taburi sedikit garam.
Rendam minimal selama satu jam sebelum dihidangkan. Warna daging yang tadinya
hijau akan berubah merah muda saat matang. Dengan demikian kalangkala sudah
bisa dinikmati.
Buah khas Kalimantan ini, ternyata memiliki khasiat
yang belum banyak diketahui oleh khalayak umum.
Pertama, sebagian masyarakat
Kalimantan menggunakan biji buah kalangkala secara tradisional sebagai obat
bisul.
Bisul terjadi akibat adanya aktivitas bakteri. Sebagaimana disebutkan dalam penelitian Mustikasari dan Aryiani (2010), dalam ekstrak biji buah kalangkala mengandung senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid dan tanin. Senyawa alkaloid ternyata aktif sebagai antibakteri, sehingga efektif untuk menyembuhkan penyakit bisul.
Kedua,
senyawa alkaloid dan tanin pada biji buah
kalangkala juga dapat berperan sebagai agen antifertilitas, khususnya sebagai
spermisida.
Senyawa aktif biji buah kalangkala menimbulkan pengaruh yang
berarti dalam menurunkan kualitas spermatozoa, terutama untuk parameter
motilitas dan kecepatan gerak spermatozoa.
Dengan demikian diharapkan biji buah kalangkala dapat menjadi salah satu alternative bahan baku kontrasepsi yang sehingga aman bagi kesehatan
No comments:
Post a Comment